Rabu, 10 Juni 2015

Peluang Emas di Industri Kimia Timur Tengah Hingga Tahun 2020

Ketika dikatakan Timur Tengah, hampir semua Insinyur Kimia akan terbayang industri kimia di kawasan tersebut mulai migas hingga petrokimia. Bagi sebagian besar insinyur kimia akan melihat banyak peluang di kawasan Timur Tengah bahkan jauh-jauh hari sebelum atau ketika masuk jurusan Teknik Kimia di perguruan tinggi sudah merencanakan atau bercita-cita ke sana atau boleh dikatakan kalau Timur Tengah adalah “surga” bagi insinyur-insinyur Kimia. Hal ini karena banyaknya industri kimia berbasis fossil (petrokimia) di kawasan tersebut sebagai roda penggerak utama ekonomi mereka saat ini. Sehingga menjadi tidak mengherankan apabila informasi ataupun perkembangan industri kimia di kawasan ini diupayakan selalu diikuti (update) dan menjadi perhatian. Kawasan Timur Tengah yang meliputi Saudi Arabia, Qatar, Uni Emirat Arab, Oman, Bahrain, Kuwait, Yaman, Lebanon, Iran, Iraq, Jordan dan Syria terkenal dengan cadangan minyak mentah (crude petroleum oil) hampir setengah dari cadangan dunia dan lebih dari sepertiga cadangan gas alam dunia. Kemakmuran dan berlimpahnya uang (harta/kekayaan) terlihat dari indikasi sejumlah fasilitas-fasilitas megaproyek yang dijadikan icon dan merupakan dampak keuntungan utama dari bisnis minyak dan gas tersebut. Pendapatan negara-negara tersebut (GDP=gross domestic product) hampir setengahnya dari perdagangan minyak dan produk-produk berbasis minyak lainnya pada tahun 2011. Walaupun begitu hampir semua negara di kawasan Timur Tengah tersebut berusaha untuk mengurangi kontribusi migas dalam GDP mereka. Tetapi kenyataannya kontribusi migas dalam ekonomi mereka masih sangat signifikan.






Kondisi sejumlah negara di kawasan tersebut yang dilanda konflik berupa sejumlah peperangan adalah tantangan tersendiri, akan tetapi karena kebutuhan energi dunia yang saat ini masih didominasi migas maka usaha pada sektor tersebut tetap terus berjalan dan tetap memberikan banyak keuntungan. Diantara negara-negara di kawasan Timur Tengah tersebut ada yang menggabungkan diri dalam kelompok atau organisasi GCC (the Gulf Cooperation Council) yang terdiri dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Qatar, Oman dan Bahrain. Disinyalir dengan membuat kelompok atau organisasi tersebut maka akselerasi dan ekspansi bisnis berbasis migas akan semakin cepat. Perkembangan dalam organisasi GCC mencapai porsi sekitar 68% dari seluruh kawasan Timur Tengah dan diproyeksi mencapai 3.0373 milyar dollar Amerika pada tahun 2020. Tentu suatu jumlah yang sangat besar. Tercatat bahwa rencana investasi hingga tahun 2011-2020 lebih dari 770 milyar dollar Amerika untuk kawasan Timur Tengah. Sekitar 53% dari total investasi tersebut diproyeksikan untuk negara-negara GCC, sedangkan sisanya sebagian besar untuk Iran dan Iraq.



Bisnis industri kimia (termasuk farmasi) secara global bernilai 4,7 trilliun dollar Amerika pada tahun 2011 dan diproyeksi akan menjadi 6,9 triliun dollar Amerika pada tahun 2020. Pada tahun 2013 industri kimia di kawasan Timur Tengah bernilai 160 milyar dollarAmerika, dengan petrokimia dan polymer serta diikuti pupuk pada segmen terbesarnya tehitung mencapai 60% pasar. Segmen utama lainnya termasuk cat dan coating, water treatment chemical, construction chemical dan sebagainya. Proyeksi industri kimia tahun 2013-2020 untuk kawasan Timur Tengah adalah Petrokimia dan pupuk adalah dua segmen dengan pertumbuhan tercepat, diikuti paint & coating, oil field chemical dan water treatment chemical.


Industri-industri kimia di kawasan tersebut akan tetap mempertahankan industri-industri kimia konvensional seperti polymer (PE, PP), petrokimia dasar dan pupuk.  Disamping itu sejumlah industri-industri kimia dengan produk atau komoditas baru yang meningkatkan nilai tambah juga sedang dibuat dan akan segera mengisi pasar dunia seperti perfomance polymers, specialty chemicals dan intermediates. Industri-industri tersebut diharapkan akan beroperasi pada periode berbeda sampai akhir dekade ini. Penggunaan strategi pada industri-industri kimia tersebut adalah bagian dari diversifikasi produksi yang akan memberi nilai tambah yang besar dengan mengisi pasar-pasar pada komoditas tersebut. Sedangkan rencana untuk tahun 2020 dan selanjutnya produksi-produksi fine chemical termasuk agro-chemical dan pharmaceutical ingredient akan diimplementasikan.

Timur Tengah masih memberikan peluang emas bagi Insinyur Kimia untuk berkiprah disana. Apabila sebagai pekerja atau karyawan maka industri-industri tersebut akan memberikan gaji yang tinggi dan fasilitas mewah dan apabila sebagai pengusaha dan bisa menangkap peluang-peluang tersebuat maka peluang akan keuntungan besar pun akan diperoleh. Beberapa trend kunci untuk teknologi di Timur Tengah yaitu :
1. Buying and Replicating
Dengan adanya akuisisi, perusahaan-perusahaan dapat dengan cepat mendapatkan baik kemampuan teknologi dan produksi.
2. Incentivising Foreign Investor
Insentif-insentif khusus ditawarkan oleh negara-negara pada investor-investor asing dengan teknologi-teknologi terbaru.
3. Joint Venture (JV)
Perusahaan patungan (Joint Venture)besar dengan struktur tertentu yang akan memberikan keuntungan spesifik pada semua pihak.
4. Technology Licensing
Perusahaan-perusahaan memiliki pilihan untuk lisensi teknologi mutakhir dari pesaing asing.
5. Innovation/Research and Development
Kesuksesan pada sektor hilir membutuhkan pengembangan produk berkelanjutan dan improvement.



Sejumlah megatrend lain banyak bermunculan sebagai dampak pertumbuhan industri-industri kimia di kawasan Timur Tengah. Tiga megatrend utama yang muncul yakni konstruksi sipil dan konstruksi komersial, munculnya kota-kota industri, dan perkembangan jaringan transportasi intra-regional. Jubail dan Yanbu di Arab Saudi, Mesaieed di Qatar, Al Ruwais di Uni-Emirat Arab dan Shuaiba di Kuwait adalh sejumlah contoh kota-kota industri yang menarik investasi besar dari produsen-produsen bahan kimia utama. Proyek jaringan kereta api yang menghubungkan 6 negara anggota GCC, berbagai international airport,  Lusail City di Qatar, Mohammed Bin Rashid City di Uni Emirat Arab, King Abdullah and Jazan Economic Cities di Arab Saudi adalah beberapa megaproyek yang sedang dibangun di kawasan Timur Tengah. Estimasi sekitar 4,3 triliiun dollar Amerika digunakan untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA=Middle East and North Africa) sampai dengan 2020. Begitu juga sebaliknya dengan didorong oleh megaproyek-megaproyek tersebut pertumbuhan permintaan untuk construction chemicals and materials, termasuk paints and coatings, concrete admixtures, flooring compounds, waterproofing compounds, dan adhesive & sealant dan sebaiknya juga turut meningkat hingga tahun 2020. Belajar dari kasus Timur Tengah adalah besarnya cadangan sumber daya alam berupa minyak dan gas terbukti bisa membawa kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya di kawasan Timur Tengah termasuk membuka berbagai peluang bagi para pekerja atau usahawan dari berbagai belahan dunia.