Minggu, 29 Maret 2015

Sudut Pandang Peneliti dan Pebisnis

Sudut pandang seseorang terhadap sesuatu hal akan mempengaruhi keputusan dan tindakannya. Begitu juga jenis tantangan juga dilihat dan disikapi berbeda-beda bagi setiap orang. Ketika bicara pada sisi produksi, baik peneliti atau pebisis juga memiliki perspektif sendiri-sendiri. Dimana kecenderungan pemikiran anda berarti disitulah kecenderungan posisi anda. Jauh dekatnya dan bagaimana mereka mengenali dinamika pasar atau perilaku konsumen atau bahkan sampai interaksi kemampuan mempengaruhi pasar adalah faktor pembeda antara peneliti dan pebisnis terkait aktivitas produksi.

Dalam kaitannya dengan produksi seorang peneliti umumnya terutama akan melihat tentang aspek kualitatif yakni bisa atau tidaknya suatu barang tersebut diproduksi atau dibuat, dengan aspek keekonomian atau komersialisasi tidak menjadi perhatian. Hal ini bisa kita ketahui dari komentar mereka pada umumnya bahwa apa yang mereka produksi adalah lebih baik atau bisa bersaing dengan apa yang ada dipasaran. Sedangkan pebisnis biasanya bergerak dari dinamika pasar yang ada, lalu mencari peluang tentang produk apa yang masih dibutuhkan pasar. Selanjutnya mereka akan menangkap peluang tersebut dan ketika volume usaha tersebut cukup besar, pada umumnya mereka akan menekuni usaha tersebut lebih serius. Lalu bagaimana kaitannya dengan produksi?  Ketika mereka telah mampu mengisi kebutuhan pasar tersebut, baru selanjutnya mereka akan mengusahakan produksi sendiri jika dianggap akan memberi keuntungan lebih besar. Berbagai peluang potensi kebutuhan akan berbagai produk baru di pasaran juga biasanya telah dipetakan oleh kalangan pebisnis.

Ada titik temu antara peneliti dan pebisnis tentang sudut pandang melihat potensi kebutuhan akan produk baru. Dalam banyak kasus biasanya ada banyak kecocokan dalam sudut pandang tersebut. Tetapi untuk menjembatani antara kalangan peneliti dan pebisnis kadang juga tidak mudah, bisa saja terkait faktor teknis maupun faktor non-teknis lainnya. Pebisnis yang melakukan penelitian untuk pengembangan suatu produk juga sering kita temui, dan juga peneliti yang ingin mengembangkan inovasinya sampai tataran bisnis. Tetapi ada baiknya juga peneliti mencari info tentang kondisi pasar sehingga apa yang menjadi topik penelitiannya tidak “diawang-awang” tetapi bisa sejalan dengan kebutuhan pasar tersebut. Di sisi yang lain pebisnis juga tidak ada salahnya berkomunikasi dengan kalangan peneliti, karena ide dikepalanya bisa jadi adalah hal yang bisa dilakukan dan mudah di level penelitian. Karakteristik pada wilayah komersialisasi  berbeda dengan karakteristik penelitian pengembangan produk baru, sehingga pada akhirnya bisa saja terjadi sinergi antara kalangan peneliti dan pebisnis tersebut.

Specialty Chemical & Process Intensification

Ada puluhan ribu bahan kimia yang telah berhasil disintesis oleh manusia saat ini. Hampir semua lini kehidupan menggunakan bahan-bahan kimia tersebut. Salah satu indikator kemajuan suatu bangsa juga bisa dilihat dari banyaknya penggunaan bahan-bahan kimia tersebut dalam kehidupan mereka. Bahan-bahan kimia dasar (basic chemical) telah banyak diproduksi untuk kebutuhan berbagai industri hilir, sedangkan bahan-bahan kimia khusus (specialty chemical) belum banyak diproduksi sejalan dengan  target pasar yang juga sangat spesifik.

Berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga memungkinkan berbagai proses kimia menjadi efisien, terintegrasi dan berkemampuan tinggi atau biasa disebut process intensification. Analogi pada bidang pertanian, dengan intensifikasi maka usaha pertanian tersebut dilakukan secara efisien dan profesional sehingga mendapatkan hasil yang optimum. Pada level ini pabrik kimia tidak harus berukuran besar sehingga suatu unit berukuran seperti miniplant atau skala laboratorium tidak membutuhkan scale up lagi untuk mampu berproduksi dengan process intensification tersebut. Unit-unit tersebut bisa dirancang sesuai keinginan (kustomisasi).



Specialty chemical akan sangat mungkin diproduksi dengan unit yang telah direkayasa (engineering) dengan process intensification. Produk-produk yang dihasilkan nantinya akan semakin meningkatkan kualitas kehidupan dengan harga yang juga semakin kompetitif. Suatu nilai tambah yang besar bisa dibuat dari berbagai bahan baku dari alam atau dari bahan kimia dasar.  Suatu peluang besar baik para peneliti, akademisi atau pengusaha untuk mengekspolarasi dan masuk lebih dalam ide ini dan dengan harapan tidak lama lagi bisa direalisasikan. 

Minggu, 22 Maret 2015

Pembelajaran Proses Kimia Berbasis Komputer


Pada pabrik kimia modern hampir semua telah menggunakan komputer untuk menjalankan proses di pabrik tersebut. Sistem berbasis komputer tersebut adalah DCS (Distributed Control System), yang fungsinya mengontrol proses dalam pabrik kimia yang dijalankan tersebut. Dengan DCS seluruh unit dalam pabrik kimia mudah dipantau (dimonitor) sekaligus dikontrol sesuai kemauan operator. Calon operator baru perlu dikenalkan dan dilatih dengan mekanisme kerja dan penggunaan DCS. Calon operator baru sebaiknya juga ditraining pada miniplant atau unit proses manual dan berbasis komputer sebelum masuk ke pabrik kimia sebenarnya. Operator yang bekerja beberapa bulan biasanya sudah terlatih mengoperasikan pabrik menggunakan DCS tersebut. Ketika para operator pabrik tersebut hanya menjalani rutinitas tersebut, maka biasanya mereka akan jenuh dan produktivitas kerja akan menurun. Kondisi ini harus diantisipasi oleh manajemen ataupun pemilik pabrik tersebut sehingga bisa segera diatasi permasalahannya. Salah satu yang bisa dilakukan adalah membuat training untuk penyegaran tentang teori dasar sekaligus meng-upgrade kemampuan mereka terkait proses kimia tersebut. Upgrade kemampuan operator jelas mempunyai banyak manfaat bagi pemilik pabrik ataupun bagi operator itu sendiri, seperti antisipasi berbagai kegagalan proses dan kecelakaan, punya pemahaman trouble shooting, maintenance hingga mampu optimasi proses dalam pabrik tersebut.


Pada pabrik kimia yang dijalankan secara manual hampir semua indikasi proses seperti flowrate, tekanan, suhu, dan sebagainya dibaca pada alat instrument secara lokal. Pengontrolan seperti membuka dan menutup kran juga dilakukan secara manual. Pabrik kimia yang besar atau unit proses tertentu selanjutnya bisa dibuat miniaturnya berupa miniplant atau unit proses, dengan tujuan semua proses atau sebagian proses yang ingin ditinjau dan disimulasikan bisa dengan mudah diamati lebih khusus misalnya variabel tertentu yang kritis dalam pabrik kimia atau unit proses tersebut. Untuk maksud tersebut bisa saja bahan yang tembus pandang (transparan) seperti kaca atau akrilik digunakan terutama menyesuaikan variabel atau fenomena proses yang akan diamati, dan juga dengan proses kimia yang bisa diamati secara visual akan lebih memudahkan pemahaman operator, lebih detail baca disini. Untuk pemahaman dasar operasi proses kimia spesifik pada pabrik kimia tersebut, maka miniplant atau unit proses manual tersebut sudah sangat memadai untuk melatih para operator tersebut, terutama adalah operator baru.
Sedangkan apabila dibutuhkan alat simulasi yang lebih mewakili dengan kondisi aktual pabrik kimia, maka pembelajaran proses kimia berbasis komputer menjadi pilihan. Dengan tujuan tidak hanya memberi pembekalan bagi calon operator baru yang akan masuk di pabrik kimia tetapi juga untuk menyegarkan tentang teori dasar sekaligus meng-upgrade kemampuan operator juga maka konfigurasi alat dan konten pembelajaran akan diperkaya. Miniplant atau unit proses manual selanjutnya juga bisa diupgrade dengan basis komputer tersebut. Pada miniplant atau unit proses berbasis komputer ini maka pengamatan menggunakan sensor-sensor, kemudian data-data yang diambil sensor tersebut diolah oleh software sehingga output yang dihasilkan dapat lebih cepat dan lebih akurat. Pengkayaan pada konten software sesuai tujuan daiatas adalah menampilkan tujuan proses kimia dilengkapi teori dasarnya, pengukuran, pemodelan, analisis data dan pengontrolan.


Dengan pemodelan suatu model numerik dari suatu perubahan sistem dan perubahan dinamis suatu sistem dapat digambarkan secara bertahap. Pemodelan juga memungkinkan menyelesaikan permasalahan riil yang sulit dipecahkan secara analitik. Pada analisis data, data yang diambil dari pengukuran atau yang dihasilkan model atau bahkan yang diambil dari file lain dapat diolah dengan software. Output dari software untuk analisis data adalah suatu informasi yang informatif dan atraktif seperti numerik, grafik, diagram dan tabel sehingga bisa dengan mudah untuk menarik kesimpulan untuk disinkronkan dengan tujuan semula. Software juga dapat digunakan untuk membuat program sederhana untuk mengontrol sistem pada miniplant atau unit proses tersebut.

Jadi secara umum keunggulan utama penggunaan software pada pembelajaran proses kimia adalah kemampuannya melakukan integrasi semua perangkat, melakukan analisa, pemodelan dan fungsi kontrol. Perangkat yang diintegrasikan dalam software yakni piranti antarmuka (interface) dan sensor. Piranti antarmuka atau interface adalah perangkat penghubung/perantara antara aplikasi perangkat lunak (software) dengan sensor. Sedangkan sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan lingkungan fisik atau kimia. Sensor dihubungkan ke interface lalu mengukur kuantitas perubahan fisik yang terjadi dan mengubahnya menjadi tegangan output yang dapat dibaca interface. Ada sangat banyak sensor tersedia, tinggal memilih yang sesuai kebutuhan dan tujuan proses kimia yang akan dijalankan. Pada akhirnya setelah operator mendapat training pembelajaran proses kimia berbasis komputer maka akan lebih mudah menjalankan DCS bahkan memiliki pengetahuan lebih dalam tentang proses kimia dalam pabrik kimia atau unit proses tersebut.

Selasa, 17 Maret 2015

Model Transparan Untuk Uji Kinerja Cyclone

Maksud utama proses pemisahan gas dan padatan (gas-solid separation process) adalah untuk pembersihan gas dan memisahkan debu-debu halus serta uap cairan dari aliran gas. Aliran gas untuk proses harus sering dibersihkan untuk mencegah kontaminasi pada catalyst atau produk dan untuk menghindari kerusakan peralatan seperti kompressor. Maksud lainnya adalah supaya sejalan dengan aturan lingkungan masalah polusi udara, dan untuk alasan kesehatan untuk menhilangkan racun dan bahan-bahan berbahaya lainnya.  Ada juga di sejumlah industri kebutuhan udara bersih sebagai bahan baku dan persyaratan kerja yang mengharuskan lingkungan atmosfer yang bersih seperti pada industri farmasi dan elektronik. Partikel yang dipisahkan berkisar dari molekul besar yakni ratusan mikrometer sampai dengan debu halus dari hancuran katalis atau fly ash dari pembakaran pulverised fuel.
Reverse Flow Cyclone



Tabel Gas Cleaning Equipment
Dari sejumlah alat untuk proses pemisahan gas dan padatan, cyclone adalah alat yang paling populer dan paling banyak digunakan. Berdasarkan dari kemampuan kinerjanya cyclone memiliki kelebihan berupa investasi alat dan biaya operasional yang murah. Cyclone tersebut bekerja dengan gaya centrifugal dan gravitasi, konstruksinya sederhana, dan dapat dirancang untuk untuk operasi temperature dan tekanan tinggi. Pada kondisi operasi yang biasa dilakukan, gaya sentrifugal berkisar dari 5 kali gravitasi pada diameter yang sangat besar (low-resistance cyclone) hingga 2500 kali gravitasi pada pada diameter sangat kecil (high-resistance cyclone). Cyclone cocok untuk pemisahan partikel diameter diatas 5 mikrometer, sedangkan partikel lebih kecil sampai dengan 0,5 mikrometer dapat dipisahkan bila terjadi gumpalan (agglomerasi). Cyclone bisa digunakan untuk mengumpulkan partikel lebih besar dari 200 mikrometer dengan gravity settling chamber biasanya memuaskan dan fenomena abrasi kecil.

Pada kondisi khusus yakni ketika konsentrasi debu (dust) sangat tinggi, yakni diatas 230 gram/m3 atau 100 gram/m3, cyclone akan menghilangkan debu yang memiliki ukuran partikel lebih kecil. Pada kondisi tersebut effisiensi setinggi 98% bisa dicapai pada debu-debu dengan ukuran partikel 0,1 hingga 2 mikrometer terutama efek flokulasi.  

Rancangan yang paling banyak digunakan adalah reverse flow cyclone, sedangkan konfigurasi lainnya digunakan untuk kebutuhan khusus. Pada reverse flow cyclone gas masuk dari ruang atas secara tangensial lalu turun ke bawah pada bagian konis, lalu bergerak ke atas menuju diameter lebih kecil dan keluar ke atas melalui pipa vertikal ditengah. Aliran dengan dua pusaran (vortex) terjadi secara spiral; pertama, pada bagian luar dan bergerak ke bawah dan yang kedua, bergerak ke atas pada bagian dalam. Padatan bergerak secara radial pada dinding, turun mengikuti dindingnya dan dikumpulkan pada bagian bawah.   Sedangkan pada industri biomass densification yakni wood pellet atau wood briquette, cyclone juga berfungsi untuk me-recovery debu yang merupakan serbuk kayu (sawdust) untuk digunakan sebagai bahan baku produk wood pellet atau wood briquette tersebut.




Pada jenis reverse flow cyclone ini dikenal dua rancangan standard yakni, high efficiency cyclone dan high gas rate (throughput) cyclone. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat pada tabel dibawah ini:

Kurva Perfoma High Efficiency Cyclone
Kurva Performa High Gas Rate Cyclone


Salah satu kelemahan cyclone adalah effisiensinya yang rendah untuk partikel lebih kecil dari 5 mikrometer dan khususnya untuk ukuran partikel lebih kecil 2 sampai 3 mikrometer. Efficiency pemisahan cyclone tersebut selanjutnya juga dapat ditingkatkan dengan meningkatkan gaya sentrifugal melalui pengecilan diameter cyclone itu sendiri. Dan untuk mencegah kerugian kapasitas, sejumlah cyclone dapat digunakan secara parallel atau istilahnya multicyclone. Multicyclone jelas lebih rumit dan tentunya juga lebih mahal. Biaya operasional juga lebih mahal, akibat pressure yang terjadi juga lebih tinggi dibandingkan single cyclone, yang mengakibatkan tingginya konsumsi energi.  

Multicyclone
Cyclone pada umumnya dirancang pada batas pressure drop tertentu. Untuk meningkatkan efisiensi, hanya sedikit variasi pada pada kondisi operasi perlu dilakukan. Diameter diperkecil dengan pressure drop sama akan menghasilkan efisieni lebih tinggi. Cyclone dengan diameter kecil, akan membutuhkan multicyclone secara parallel untuk kapasitas tertentu. Cyclone secara individual pada konfigurasi cyclone parallel dapat mengeluarkan debunya pada hopper penerima. Rancangan akhir akan merupakan kompromi antara efisiensi dan kompleksitas peralatan. Dalam keadaan multicyclone secara seri juga sering digunakan. Model berupa cyclone transparan dari bahan akrilik akan mudah digunakan untuk simulasi berbagai unjuk kerja cyclone baik yang merupakan single cyclone ataupun multicyclone.
   

Rabu, 11 Maret 2015

Model Untuk Alat dan Proses Pabrik Kimia dengan Plastik Akrilik dan Kaca

Seperti halnya pada bidang biologi atau kedokteran ataupun bidang lainnya, dalam ilmu teknik kimia yang merupakan ilmu untuk merancang dan menjalankan pabrik kimia sangat dibutuhkan juga berupa model sehingga memudahkan bagi siapa saja yang berkecimpung di bidang ini, baik akademisi, peneliti maupun praktisi industri kimia. Tujuan pembuatan model atau peraga tersebut untuk training operator baru atau pengenalan dasar maupun sampai tahap ujicoba dan penelitian bisa dilakukan dengan model bahan dari plastik akrilik dan kaca. Proses yang terjadi di pabrik kimia banyak yang tidak bisa diamati secara visual karena sebagian besar berada di pipa-pipa dan kolom atau menara yang tinggi.  Pemilihan bahan akrilik dan kaca karena keduanya transparan (tembus pandang) sehingga proses tersebut menjadi tidak “misterius” karena bisa diamati secara visual dan ada indikasi dengan alat ukur (instrument) yang dipasang. Bahan dari logam juga kadang masih dibutuhkan untuk mendukung model atau peraga tersebut. Tentu saja, akrilik dan kaca juga memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing misalnya terkait mudah pecah, ketahanan panas dan tekanan dan sebagainya sehingga juga harus dipilih variabel atau proses tertentu yang bisa dijalankan secara efektif dengan material tersebut.



Skema HE (Heat Exchanger)

Skema Distillation Column

Skema Packed Column
Pengenalan dan pemahaman proses bisa dilakukan dengan pengenalan bentuk dan bagian-bagian detailnya atau pada model statis. Bentuk-bentuk alat yang rumit dan yang pemasangan tersembunyi pada alat sesungguhnya (aktual) bisa diamati dengan mudah. Analogi dengan model pada biologi atau kedokteran tentang tubuh manusia misalnya, yakni pada subject anatomi khususnya, maka organ seperti ginjal, pankreas, atau lever juga bisa diamati dengan mudah bahkan disentuh dan dipegang dengan media berupa model atau peraga tersebut. Komponen berupa baffle, flange, gasket dan sebagainya pada alat heat exchanger juga demikian ataupun bubble cap, sieve tray, packing, distributor dan berbagai interior kolom juga sama halnya. Walaupun proses tidak berjalan atau beroperasi tetapi model statis sangat membantu terutama pada orang yang baru terjun dalam proses kimia.







Selanjutnya meningkat pada model dinamis atau model yang bisa beroperasi secara sesungguhnya baik hanya satu macam proses seperti dekantasi atau hidrodinamika kolom atau bahkan rangkaian dari beberapa proses misalnya pencampuran/pengadukan/mixing, fluidisasi dan stripper dalam kolom bahan isian (packing column), sehingga menjadi satu kesatuan atau berupa miniplant. Tinjauan berupa fenomena proses kimia misalnya pressure drop, kavitasi pompa dan sebagainya bisa banyak diekspose dan diamati lebih detail dengan model jenis ini atau model dinamis. Perfomance atau unjuk kinerja model juga bisa dievaluasi, apalagi jika kondisi operasi mendekati kondisi aktual, hal ini sungguh menarik. Ukuran atau dimensi atau skala kapasitas pada jenis model miniplant sebaiknya juga jangan dibuat terlalu kecil sehingga fenomena proses bisa diamati dengan jelas dan bisa mewakili proses aktual di lapangan (pabrik kimia). Instrument seperti alat ukur perlu dilengkapi sehingga kondisi operasi proses bisa terbaca dan dijalankan secara terukur (terkontrol). Keuntungan lainnya bagi pihak yang berminat untuk mengembangkan dengan scale up pada kapasitas pabrik kimia yang sebenarnya (commercial /industrial scale) maka model miniplant sudah mendekati kondisi aktual. Selain itu model tersebut juga bisa digunakan untuk mengenalkan mekanisme kinerja alat-alat dalam pabrik kimia terutama bagi pendatang baru atau simulasi bagi para operator pabrik yang sudah berpengalaman untuk operasional pabrik yang lebih baik (advanced) atau optimasi proses.     

Kamis, 05 Maret 2015

Mengeksplorasi Potensi Minyak Atsiri di Indonesia

Minyak atsiri  atau essential oil memiliki banyak manfaat terutama pada bidang kosmetik dan farmasi.Minyak atsiri yang dihasilkan dari penyulingan (ekstraksi dengan uap) adalah minyak atsiri mentah (crude essential oil),walaupun untuk beberapa minyak atsiri sudah bisa langsung digunakan tetapi apabila dimurnikan lebih lanjut maka akan dihasilkan produk minyak atsiri yang lebih murni atau bahkan dengan kemurnian sangat tinggi (fine chemical) yang memiliki nilai tambah sangat besar. Saat ini sebagian besar produsen minyak atsiri hanya berfokus pada produksi minyak atsiri mentah tetapi masih sedikit yang mengusahakan atau berkecimpung membuat fine chemical atau pemurnian (refinery) minyak atsiri tersebut. Tabel berbagai minyak atsiri yang potensial dikembangkan di Indonesia seperti dibawah ini : 


Pemurnian minyak atsiri pada dasarnya adalah usaha memisahkan komponen-komponen minyak dalam minyak atsiri tersebut melalui proses distilasi. Komponen atau senyawa kimia yang memiliki nilai jual paling tinggi (fine chemical) adalah produk utama dari usaha tersebut dan selebihnya adalah produk samping. Karakteristik minyak atsiri yang mudah menguap (volatile) membuat proses distilasi tersebut harus dijalankan pada kondisi vacuum atau hampa udara atau dengan tekanan operasi proses yang sangat rendah sehingga secara otomatis suhu untuk proses itu sendiri juga menjadi rendah. Kondisi operasi pada suhu yang rendah juga membuat senyawa-senyawa kimia pada minyak atsiri tersebut tidak rusak.

Mengusahakan minyak atsiri dari perkebunan tanaman atsiri hingga pemurnian menjadi fine chemical tentu sangat ideal dan menjadi “mimpi” bagi para pengusaha minyak atsiri. Hal ini sebenarnya sangat mungkin untuk diwujudkan mengingat potensi lahan yang sangat luas tersedia untuk kebun atsiri dan teknologi proses produksi juga tidak terlalu sulit yang juga telah banyak dilakukan orang dari berbagai belahan dunia masa lalu dan masa kini. Kapasitas produksi minyak atsiri juga sebaiknya dirancang untuk bisa eksport (bulk exporter) atau memenuhi kebutuhan end user minyak tersebut dalam jumlah tertentu,  sehingga kegiatan usaha minyak atsiri lebih menguntungkan.
Pabrik minyak atsiri yang modern sehingga mampu melakukan proses produksi yang efektif dan efisien untuk kualitas produk terbaik serta ramah lingkungan menjadi tantangan hari ini dan masa depan bagi para industriawan (pebisnis) atsiri.  Bagi kalangan akademisi atau ilmuwan berbagai penelitian tentang minyak atsiri ini juga telah banyak dilakukan untuk memuaskan rasa ingin tahu mereka dan berbagi dengan kalangan professional  bidang tersebut dan juga sebagian kecil mengembangkan menjadi usaha. Apapun tujuannya yang penting adalah bisa bermanfaat. 

   
Miniplant Pemurnian (refinery) atsiri



Minggu, 01 Maret 2015

Mengakselerasi Pemanfaatan Sumber Energi Biogas di Indonesia

Limbah-limbah organik yang mudah membusuk menjadi pilihan utama produksi biogas saat ini. Dan lebih khusus lagi kotoran binatang dan limbah cair dari agroindustri menjadi prioritas. Peternakan sapi dengan sistem kandang dan pabrik kelapa sawit atau CPO (Crude Palm Oil) adalah dua sumber terbesar produksi biogas saat ini. Walaupun rute thermal seperti proses pembakaran, pirolisis atau gasifikasi tetapi rute biologi (bio-process) melalui fermentasi walaupun lebih lama menjadi pilihan utama pada limbah-limbah organik yang mudah membusuk tersebut. Potensi Indonesia cukup besar untuk biogas ini khususnya limbah cair pabrik sawit atau CPO, karena Indonesia adalah produsen CPO terbesar di dunia dengan luas kebun sawitnya lebih dari 7 juta hektar dengan jumlah pabrik lebih dari 400 buah dan setelah mengungguli Malaysia.




Sedangkan dilain sisi kebutuhan listrik juga besar apalagi masih puluhan juta penduduk yang belum  bisa teraliri atau menikmati listrik untuk membantu kehidupan mereka terutama yang berada didaerah-daerah terpencil. Masalah seperti lokasi yang berjauhan dengan pengguna atau pasar untuk  listrik tersebut sehingga butuh biaya mahal karena harus membuat jaringan listrik sendiri (off-grid) untuk menjangkaunya, alat konversi biogas ke listrik yang masih mahal, harga jual listrik yang dianggap belum menarik, regulasi pemerintah tentang kebijakan energi yang belum menempatkan energi terbarukan sebagai prioritas sehingga kurang dorongan, dan sebagainya menjadikan masalah penerapan biogas di lapangan menjadi sulit sehingga kurang berkembang. Penyedia listrik swasta atau Independent Power Producer (IPP) masih melihat banyak tantangan untuk mengusahakannya.

Proses produksi biogas mudah dan mendukung program lingkungan berupa menghindari gas CH4 atau  methana (methane avoidance) yang terbentuk ketika fermentasi di alam . Gas metana juga memiliki potensi dampak lingkungan lebih besar dibandingkan dengan gas karbondioksida (CO2). Skala produksi biogas juga dilakukan pada skala kecil dan ini sudah banyak dibuat dibanyak tempat.  Walaupun karakteristik implementasi unit biogas skala kecil berbeda dengan skala besar, bukan berarti bahwa implementasi unit biogas skala kecil tidak menemui sejumlah rintangan yang berarti di lapangan.

Produksi biogas pada skala kecil umumnya memanfaatkan biogas yang dihasilkan sebagai bahan bakar sumber panas atau lampu penerangan berbahan bakar gas tersebut seperti petromax yang dulu banyak digunakan. Sumber bahan baku biogas itulah salah satu faktor utama yang membuat unit biogas tetap beroperasi, selain faktor-faktor lainnya tentunya. Sebuah pola integrasi antara perkebunan dan peternakan adalah salah satu cara supaya pasokan bahan baku biogas bisa berkesinambungan baik skala kecil maupun besar, sebagai contoh pada skala medium-besar pada pola integrasi kebun energi untuk produksi wood pellet dan peternakan sapi untuk produksi biogas.  Perbandingan harga dengan bahan bakar lainnya yang tersedia dipasaran adalah faktor lain untuk implementasi unit biogas pada skala kecil karena penggunaannya sama-sama untuk bahan bakar.  Dibandingkan dengan LPG, biogas memiliki kalor lebih rendah, pengotornya lebih banyak dan baunya juga terasa sedikit busuk terutama pada saat awal pembakaran yang kemudian perlahan mulai hilang.



Teknologi biogas sudah masuk ke Indonesia sekitar 25 tahun yang lalu tetapi implementasinya belum berkembang baik. Ketika telah masuk era produksi bahan kimia dari biomasa maka teknologi biogas besar kemungkinan akan mendapat perhatian besar termasuk implementasinya karena kemampuan teknologi ini menghasilkan gas metana.Percobaan atau penelitian ilmiah skala laboratorium bisa dilakukan untuk mengetahui proses biogas skala kecil dan pengamatan yang lebih detail termasuk percobaan dengan berbagai bahan baku limbah organik dan karakteristiknya. Setelah diketahui karakteristik proses dan biogas yang dihasilkan maka perbesaran kapasitas (scale up)  menjadi lebih mudah dan akurat. Unit biogas skala laboratorium selain untuk penelitian baik fundamental maupun untuk keperluan scale up juga bisa digunakan untuk training bagi para operator yang akan mengoperasikan unit biogas atau siapa saja yang tertarik dengan biogas tersebut.