Bahan-bahan
biasanya disimpan dan dihandle dalam bentuk fluida. Fluida-fluida dalam hampir
semua process engineering tidak bisa dihandle pada saluran terbuka tetapi
membutuhkan saluran tertutup. Pada jaman
dahulu saluran tertutup tersebut terbuat dari batang kayu yang dilubangi
(hollowed log), kemudian juga dari bagian kayu atau tanah liat (barang
tembikar). Perkembangan pengolahan besi membawa ke arah pembuatan pipa dari
besi cor ataupun besi tempa sehingga memungkinkan adanya standarisasi dimensi dan
konektornya (fitting).
Sejumlah
bahan pipa yang masih digunakan pada profesi engineering saat ini antara lain :
glass, plastik, ceramic, besi, nickel, lead, rubber, brass, copper, concrete
dan asbestos sedangkan kayu juga masih bisa dijumpai dibeberapa tempat. Metode
untuk menyambung pipa pada umumnya sama untuk semua bahan tersebut. Metode
tersebut antara lain : ulir drat (threaded),
bell-and-spingot, flange, las (welded) dan konektor (fitting).
1. Koneksi Ulir Drat (threaded
connections)
Koneksi ulir
drat ini paling banyak digunakan di industri karena kepraktisannya baik besi
cor, besi tempa, kuningan ataupun plastik. Sistem ini sangat mudah karena
diameter luar (OD) pipa dijaga konstan dengan toleransi 1/64-in oversize dan
1/32-in undersize dan diameter dalam (ID) dari konektor (fitting) juga dibuat
sama untuk semua material. Pipa dengan diameter lebih besar 12 in jarang dibuat
ulir-drat dan OD-nya terkait ukuran pipa tersebut.
Pipa besi
pada asalnya diklasifikasikan menjadi menjadi 3 ketebalan untuk perbedaan
tekanan operasi , yaitu : standard, extra-strong (extra-heavy) dan
double-extra-strong. Klasifikasi diatas sekarang sudah tidak terpakai dan
ketebalan mengikuti set formula dengan diekspresikan dalam “schedule number” seperti
dikeluarkan oleh American Standards Association, yakni 10, 20, 30, 40, 60, 80,
100, 120, 140 dan 160.
Untuk pipa
dibawah 10 in, pipa schedule 40 identik
dengan pipa “standard” pada klasifikasi terdahulu, dan schedule 80 identik
dengan pipa “extra-strong” . Dan tidak ada schedule number yang ekuivalen
dengan “double-extra-strong” dan pipa schedule 160 hanya bisa diperoleh pada
pipa lebih kecil dari 4 in.
Untuk
moderate high pressure sampai dengan 6000 psi (408,3 atm), stainless steel
dengan ulir drat sering digunakan. Sedang untuk tekanan lebih tinggi khususnya temperatur
tinggi, alloy steel dan special compression fitting serta needle valve
digunakan.
Pipa besi
cor (cast-iron pipe) pada umumnya tidak ada ulir drat, tetapi bisa saja pada penggunaan
khusus seperti pada air tekanan tinggi. Ketika dibuat ulir drat, dimensi hampir
sama dengan pipa besi tetapi ketebalan sering berbeda pada beberapa kasus.
Pipa besi
tempa (Wrought-iron pipe) memiliki kemampuan superior terhadap korosi dan
banyak digunakan khususnya untuk hot water piping dan instalasi bawah tanah.
Sedangkan pipa kuningan (brass pipe) dan pipa tembaga (copper pipe) digunakan
ketika kebutuhan ketahanan korosi lebih besar.
2. Konektor (Fitting)
Pipa yang
dibuat ulir drat selanjutnya disambung dengan konektor (fitting). Sejumlah
konektor khusus lainnya biasanya tersedia sesuai permintaan dan bisa
menyelesaikan hampir semua masalah pemipaan.
(Bersambung)…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar