Rabu, 31 Januari 2018

Import Garam Kok Bisa, Bagian 2


Berdasarkan grafik diatas, ada sejumlah garam rakyat yang telah mampu memenuhi spesifikasi garam industri. Tetapi karena kebutuhan garam industri yang besar sehingga untuk mencukupinya masih dibutuhkan import yang volumenya rata-rata 2 juta ton/tahun. Dari sini juga bisa terlihat bahwa menaikkan kualitas garam juga bisa menjadi peluang bisnis, untuk subtitusi garam import tersebut. Proses pemurnian garam yang ekonomis sehingga bisa kompetitif dengan garam industri import, menjadikan garam industri yang dihasilkan menjadi pilihan industri pemakai garam di Indonesia.

Peluang bisnis menarik adalah produksi garam industri untuk industri farmasi dan pro-analisis, hal ini karena secara ekonomis harga garam industri untuk farmasi dan analisis memiliki harga yang mahal dan saat ini juga masih import. Sebagian garam farmasi saat ini telah bisa diproduksi di dalam negeri oleh BUMN yakni Kimia Farma. Dibandingkan garam industri untuk industri kimia, garam farmasi dan pro-analisis tersebut jauh lebih mahal. Hal ini sepadan dengan diperlukan teknologi dan peralatan canggih untuk menghasilkan garam tersebut, yang memerlukan kemurnian garam sangat tinggi dengan sejumlah mineral tertentu yang dibatasi konsentrasinya, misalnya Mg dan Ca tidak boleh melebihi 50 ppm, sulfat kurang dari 150 ppm dan sebagainya.
Pabrik Garam Akzo Nobel di Belanda
Pabrik Garam Esco-European Salt 
Pabrik-pabrik garam di luar negeri terutama di Eropa telah menggunakan teknologi proses yang maju untuk produksi garam tersebut dan sebagian besar dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar, sebagai contoh Akzo Nobel di Belanda berdasarkan teknologi vakum, sehingga titik didih air dalam garam menjadi rendah. Tetapi bahan baku yang digunakan bukan air laut, tetapi air asin atau air garam mentah dari tambang garam atau danau asin dan menggunakan energi berupa steam atau listrik. Akzo Nobel juga menghasilkan garam dengan cara elektrolisis sehingga dihasilkan garam dengan kemurnian tinggi. Esco-European Salt Company, bahkan memiliki beberapa pabrik di Eropa memproduksi beberapa jenis garam seperti garam dapur, garam farmasi, garam industri dan garam untuk diet, serta menghasilkan juga untuk “water softening” yang banyak digunakan dalam proses industri. Pabrik-pabrik pengolahan garam tersebut seharusnya banyak dibangun di Indonesia terutama di sentra-sentra produksi garam. Ribuan petani garam juga akan diuntungkan dan import garam dari luar juga bisa diturunkan, dihindari bahkan Indonesia menjadi eksportir garam-garam berkualitias tinggi tersebut. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar